Thursday, July 25, 2013

Rusa Di Istana Bogor

Rusa Di Istana Bogor





Istana Bogor merupakan salah satu istana kepresidenan yang dimiliki Indonesia.  Seluruhnya terdapat empat istana kepresidenan yaitu Istana Negara di Jakarta, Istana Cipanas di Jawa Barat dan Istana Tampak Siring di Bali.  Keunikan Istana Bogor dibanding keempat istana yang lain adalah terdapatnya rusa dengan populasi yang sangat besar.  Konon rusa tersebut merupakan rusa yang dipelihara oleh Gubernur Dan Daels pada tahun 1811.  Dia membawa sebanyak 6 pasang rusa yang merupakan jenis rusa totol dari daerah di sekitar pegunungan Himalaya.  Setelah melewati beberapa masa keturunan, rusa-rusa tersebut bertahan hingga saat ini mencapai jumlah kurang lebih 750 ekor.

Menurut salah seorang staf Istana Bogor, satu ekor rusa membutuhkan luas lahan sekitar 500 meter persegi. Idealnya lapangan rumput seluas 20 hektar itu bisa untuk hidup 400-500 ekor rusa. Sedangkan saat ini populasi rusa Istana Bogor mencapai angka di atas 750 ekor. Memang sekitar bulan September-Oktober adalah musim lahir, menyusul musim kawin yang terjadi pada sekitar bulan April-Juli, sehingga wajar bila terjadi lonjakkan populasi.

Untuk mengatasi lonjakan populasi tersebut, Istana Bogor melalui instruksi dari Menteri Sekertaris Negara sering kali memindahkan rusa-rusa ini ke tempat-tempat lain. Hal ini dilakukan melalui dua cara yaitu penghibahan atau pengalihan status. Alih status dilakukan apabila rusa dipindah tempatkan ke lahan yang dimiliki oleh kementerian, atau TNI dan POLRI. Sedangkan penghibahan dilakukan bila yang menerima adalah pemerintah daerah atau yayasan yang bergerak dibidang kemanusiaan, sosial, maupun keagamaan.

Di antara tempat yang telah menerima rusa-rusa ini yang paling terkenal mungkin adalah Taman Monumen Nasional di Jakarta Pusat dan Taman Makam Pahlawan di Kalibata. Selain 2 tempat tersebut, banyak institusi atau instansi lain yang juga telah menerima rusa-rusa dari Istana Bogor ini, diantaranya adalah Universitas Hasanuddin di Makassar, Sulawesi Selatan, Walikota Tanggerang Banten, lembaga Yayasan Keagamaan Banten, Yayasan Pendidikan dan Kesejahteraan Islam Hadji Kalla, dan Yayasan Pendidikan Insan Kamil Bogor.

Saat ini hampir tiap saat, pengendara motor dan mobil terlihat berhenti di sekitar pagar istana untuk bercengkerama dengan rusa-rusa jinak tersebut.  Ada yang berfoto dan ada yang memberi makan berupa wortel yang dijajakan pedagang seharga Rp. 5000.  Rusa-rusa tersebut tampak menikmati kedekatannya dengan para pengunjung dadakan tersebut.  Foto rusa di atas adalah bidikan penulis dengan kamera ponsel saat sempat berkunjung ke sana. Berikut beberapa foto-foto rusa istana yang perlu terus dipelihara keberadaannya.

  






Thursday, May 30, 2013

Sepuluh Bandara Terbaik Di Dunia

1. Bandara Incheon (Korea)
Incheon international airport aerial
Bandara Incheon pada tahun 2012 tercatat sebagai bandara rangking 1 di dunia.

2. Bandara Changi (Singapura)
vertical garden and Green wall at Singapore airport
Tahun 2012 Bandara Changi berada pada rangking 2 dunia sebagai bandara terbaik.

3. Bandara Int'l Hongkong (China)
hong kong international airport aerial
Bandara Internasional Hongkong adalah bandara rangking ke 3 sebagai bandara terbaik di dunia tahun 2012.

4. Bandara Schiphol Amsterdam (Belanda)
Amsterdam Schiphol Airport chairs lounge nap


5. Bandara Beijing Capital (China)
Beijing Capital International Airport


6. Bandara Heathrow (London Inggris)
london heathrow airport
Heathrow dibangun tahun 1930an dan telah beberapa kali mengalami perbaikan.  Luas bandara Heathrow adalah sebesar 12 km persegi dan terbagi menjadi lima terminal. Saat ini bandara Heathrow mampu melayani hingga 90an maskapai dari berbagai penjuru dunia. Kode airport bandara ini menurut IATA adalah LHR.

7. Bandara Haneda (Tokyo Jepang)
tokyo Haneda Airport Terminal 1 Marketplace
Bandar Haneda beroperasi tahun 1931.  Bandara Haneda memiliki 3 terminal.  Bandara ini pada tahun 2010 tercatat mampu melayani hingga 65 juta penumpang.  Presetasi Bandara Haneda adalah sebagai bandara paling tepat waktu di dunia selama dua tahun berturut-turut tahun 2009-2010 di mana 94,3% dari penerbangannya berangkat tepat waktu dan 88,6% tiba tepat waktu.  Kode airport : HND

8. Bandara Int'l Vancouver (Canada)
vancouver international airport
Bandara Internasional Vancouver Canada memiliki tiga terminal yang melayani kurang lebih 17,5 juta penumpang dan hampir 300 ribu penerbangan (tahun 2012).  Kode airport : YVR

9. Bandara Zurich (Swedia)
zurich airport

10. Bandara Munich (Jerman)
Munich airport
Bandara Munich dengan kode airport MUC

Sunday, April 14, 2013

Masjid Raya Medan Yang Indah



Masjid Raya Medan Al Mashun ini sungguh indah dan artistik.  Masjid ini terletak di Kota Medan Sumatera Utara dan dibangun tahun 1906-1909 oleh Sultan Ma’mum Al Rasyid Perkasa Alam sebagai pemimpin Kesultanan Deli. Beliau memulai pembangunan Masjid Raya Al Mashun pada tanggal 21 Agustus 1906 (1 Rajab 1324 H). Keseluruhan pembangunan rampung pada tanggal 10 September 1909 (25 Sya‘ban 1329 H) sekaligus digunakan ditandai dengan pelaksanaan sholat Jum’at pertama di masjid ini. keseluruhan pembangunannya menghabiskan dana sebesar satu juta Gulden. Sultan memang sengaja membangun mesjid kerajaan ini dengan megah, karena menurut prinsipnya hal itu lebih utama ketimbang kemegahan istananya sendiri, Istana Maimun. Pendanaan pembangunan masjid ini ditanggung sendiri oleh Sultan, namun konon Tjong A Fie, tokoh kota medan dari etnis Thionghoa yang sejaman dengan Sultan Ma’mun Al Rasyd turut berkontribusi mendanai pembangunan masjid ini.

Pada awalnya Masjid Raya Al Mashun di rancang oleh Arsitek Belanda Van Erp yang juga merancang istana Maimun, namun kemudian proses-nya dikerjakan oleh JA Tingdeman. Van Erp ketika itu dipanggil ke pulau Jawa oleh pemerintah Hindia Belanda untuk bergabung dalam proses restorasi candi Borobudur di Jawa Tengah. Sebagian bahan bangunan diimpor antara lain: marmer untuk dekorasi diimpor dari Italia, Jerman dan kaca patri dari Cina dan lampu gantung langsung dari Prancis. 

JA Tingdeman, sang arsitek merancang masjid ini dengan denah simetris segi delapan dalam corak bangunan campuran Maroko, Eropa dan Melayu dan Timur Tengah. Denah yang persegi delapan ini menghasilkan ruang bagian dalam yang unik tidak seperti masjid masjid kebanyakan. Di ke empat penjuru masjid masing masing diberi beranda dengan atap tinggi berkubah warna hitam, melengkapi kubah utama di atap bangunan utama masjid. Masing masing beranda dilengkapi dengan pintu utama dan tangga hubung antara pelataran dengan lantai utama masjid yang ditinggikan, kecuali bangunan beranda di sisi mihrab.
Bangunan masjidnya terbagi menjadi ruang utama, tempat wudhu, gerbang masuk dan menara. Ruang utama, tempat sholat, berbentuk segi delapan tidak sama sisi. Pada sisi berhadapan lebih kecil, terdapat ‘beranda’ serambi kecil yang menempel dan menjorok keluar. Jendela-jendela yang mengelilingi pintu beranda terbuat dari kayu dengan kaca-kaca patri yang sangat berharga, sisa peninggalan art nouveau periode 1890-1914, yang dipadu dengan kesenian Islam. Seluruh ornamentasi di dalam mesjid baik di dinding, plafon, tiang-tiang, dan permukaan lengkungan yang kaya dengan hiasan bunga dan tumbuh-tumbuhan. di depan masing-masing beranda terdapat tangga. Kemudian, segi delapan tadi, pada bagian luarnya tampil dengan empat gang pada keempat sisinya, yang mengelilingi ruang sholat utama.

Gang-gang ini punya deretan jendela-jendela tak berdaun yang berbentuk lengkungan-lengkungan yang berdiri di atas balok. Baik beranda dan jendela-jendela lengkung itu mengingatkan disain bangunan kerajaan-kerajaan Islam di Spanyol pada Abad Pertengahan. Sedangkan kubah mesjid mengikuti model Turki, dengan bentuk yang patah-patah bersegi delapan. Kubah utama dikitari empat kubah lain di atas masing-masing beranda, dengan ukuran yang lebih kecil. Bentuk kubahnya mengingatkan kita pada Mesjid Raya Banda Aceh. Di bagian dalam masjid, terdapat delapan pilar utama berdiameter 0,60 m yang menjulang tinggi untuk menyangga kubah utama pada bagian tengah. Adapun mihrab terbuat dari marmer dengan atap kubah runcing. Gerbang mesjid ini berbentuk bujur sangkar beratap datar. Sedangkan menara mesjid berhias paduan antara Mesir, Iran dan Arab.

Foto di atas penulis ambil sendiri menggunakan kamera Blackberry Armstrong dan tampaknya cukup baik. Penulis juga berkesempatan melaksanakan sholat di masjid tersebut.  Kita berharap masjid ini tetap terpelihara sebagai warisan budaya yang berguna bagi generasi yang akan datang.  Wassalam