Thursday, July 24, 2014

Kisah Fiksi Sang Pengungkap Kecurangan


Yang dikerjakannya memang tidak terlalu berat tapi matanya terlihat lelah. Semalaman ia menatap layar laptop, satu-satunya alat komunikasi dia dengan dunia luas. Ya sejak mengikrarkan diri sebagai "clandestine blogger investigator", istilah yang ia buat sendiri setelah memposting lima kasus korupsi secara anonim, Yunga hari itu setelah subuh bergerak menelusuri berita tentang kasus kisruh pilkada di kotanya. Yunga bukan wartawan yang digaji, ia juga bukan partisan salah satu calon, ia hanya anak muda yg peduli dengan kebenaran. Agak aneh melihat anak muda seperti dia di zaman ini. Satu lagi yang aneh, dia tidak memegang hape. Dia pikir barang itu tidak diperlukan untuk seorang "clandestiner" seperti dia karena berbahaya. Soal memposting tulisan, ia numpang wifi gratis di mana saja.

"Permisi pak, siapa yang berdemo hari ini?, tanya Yunga pada tukang becak di  pelataran pendopo kabupaten. "Wah gak tau mas, saya nggak ikut2an," jawab tukang becak sekenanya. Ia memang salah tanya orang. Abang becak bukan pemerhati politik seperti kebanyakan rekan seprofesinya. Rakyat kecil seperti kita tahunya siapapun pemimpinya yang penting biaya hidup dibuat murah, rakyat bisa hidup layak, cari kerja mudah, anak2 sekolah murah, biaya berobat murah syukur2 gratis. Klise? Ah mungkin tidak.
"Maaf pak," Yunga membalas jawaban tukang becak yang body becaknya ditempeli stiker calon bupati no 2. Ia melangkah lebih dekat ke arah kerumunan pendemo mencari tahu dari kubu mana mereka. "Kami tak ingin pemimpin curang!!!" ada teriakan. "Kami ingin kejujuran, kami tak ingin dipimpin penipu..." suara keluar dari mikrofon. Massa pendemo yang jumlahnya ratusan bergerak merangsek ke pintu kantor bupati. Tapi petugas yang seimbang jumlahnya mendorong balik. "Bagus juga nih kalau diambil gambar," gumam Yunga. Tapi dia sadar tak ada kamera bersamanya. Ya dia memang tidak punya atau belum punya kamera. Dengan sedikit menurunkan ujung topinya, Yunga menjauh dari kerumunan. Dia tahulah dari kubu mana para pendemo ini.

Sedikit "what, who, when dan where" sudah dia dapatkan. "Why dan how" yang belum. Ingatan Yunga kembali ketika ia ikut kursus jurnalistik di kampus tahun 2006. Mahasiswa jurusan Geografi ini memang sempat ikut kursus jurnalistik gratisan yang diadakan anak2 rohis di kampusnya. Kursusnya cuma tiga hari tapi ini membantunya sekarang. Yunga menulis di notesnya : Senin 22 Juli 2014, KPUD Baqor, cabup no 2 ditetapkan menang, demo cabup no 1 tuntut kecurangan, detail?  "Masih harus dicari..." catat Yunga dalam hati. Ia beranjak dari tempatnya berdiri menuju masjid kabupaten yang lokasinya tak jauh. Ia memang biasa Dhuha pk 9.30 pagi, agak siang memang tapi masih layak.

Selesai Dhuha, Yunga ngobrol kecil dengan seorang bapak pegawai pemda yang juga Dhuha di mesjid yang sama. "Yang begini mah biasa tiap pilkada... ada yang tak puas kalau kalah,"jawab bapak itu waktu ia tanya soal demo. "Tapi yg diputusin menang ini emang keterlaluan curangnya..," sambung si bapak. Yunga kaget tapi jadi semangat. "Apa curangnya pak?" tanya Yunga menyelidik. Bapak pegawai sekretariat KPUD itu menengok kiri-kanan seperti khawatir. "Penggelembungan suara, kerjasama dengan orang dalam," bisiknya. Yunga faham bapak ini pasti tidak bohong. Beliau orang KPUD, beliau pasti tahu seluk beluknya dan beliau juga faham resiko mengatakan hal terlarang ini pada orang yang baru dikenalnya. Tapi mungkin idealismenya di atas kekhawatirannya. "Wah bakal rame nih pak kalau terungkap," kata Yunga. "Ya, saya sih ga masalah kalau diungkap. Lebih baik dipimpin orang galak tapi jujur dari pada orang mesam-mesem tapi curang," respon si bapak membuktikan idealismenya. Panggilan dari hape bapak pegawai KPUD menghentikan jumpa mereka berdua.

Satu bahan lagi didapat Yunga. Ia bergegas membuka laptop dan mengkoneksikannya dengan hotspot di masjid. Di situs KPUD dia tahu pasangan no 1 dapat 46% dan no 2 dapat 54%. "Selisih 8 persen, di mana masalahnya?... Tunggu dulu jumlah pemilih atau suara sah 2.845.620 jiwa, besar juga," pikir Yunga. Sebagai orang Geografi dia tahu cara mencari angka pembanding untuk jumlah pemilih. Yunga membuka situs BPS kabupaten dan melihat hasil sensus 2013. Jumlah penduduk 4.154.687 jiwa. Artinya pemilih hampir 68% dari penduduk. Komposisi usia 17 tahun ke atas 55%. "Mestinya jumlah pemilih nggak lebih dari 2.3 juta jiwa. Ini nih masalahnya, " pikir Yunga.

Penetapan jumlah pemilih alias DPT memang kewenangan KPUD sumbernya tidak harus dari BPS. Dari situ KPUD tetapkan jumlah surat suara ditambah 2.5% cadangan surat suara, berarti ada kurang lebih 2.9 juta surat suara. Jumlahnya bisa berlipat lagi sebagai stock kalau2 ada yang rusak, namanya juga barang cetakan. Hebatnya KPUD ketika situsnya diperiksa Yunga juga punya list DPT sebanyak 2.8 juta lebih "by name by address".  Mau memeriksa DPT satu per satu. "Wah lama," gerutu Yunga. Lagipun soal DPT yang lebih dimasalahkan publik adalah nama pemilih yang berhak tapi tidak tercantum daripada nama tercatat tapi tak ada orangnya atau belum punya hak pilih.

Selisih jumlah surat suara yang dikirim ke TPS-TPS (sesuai DPT plus cadangan) dengan kertas suara terpakai (sebanyak pemilih yang mencoblos) adalah "potensi pertama". "Oknum bisa menggelembungkan suara pemilih dan menambahkannya ke satu calon, toh suara masih dalam lingkup DPT," Yunga menganalisa. Jika para saksi TPS teliti "potensi pertama" ini tertutup karena DPT yang dipegang saksi bisa jadi bukti siapa yang datang mencoblos by name by addres. "Kayanya saksi2 pegang form ini, form apa ya?" Yunga bertanya dalam hati. Tapi form daftar hadir pemilih sekabupaten bisa 60ribu lembar kertas A4. "Paper problem", gumam Yunga.

Celah penggelembungan lain adalah dari pemilih tambahan. Dia adalah "everybody from everywhere else". Tak ada di DPT di satu TPS tapi penduduk layak memilih dan boleh memilih. Pemilh berkeliaran atau flying voter ini bikin masalah. Prosedurnya boleh milih di tempat lain tapi nama yg terdaftar di tempat asal "closed" dan ini tidak terlalu ketat dijalankan. Siapa yang peduli jika jatahnya di tempat asal dipakai oknum. "Pengerahan orang luar daerah untuk nyoblos bisa juga dilakukan lewat jatah tambahan ini asal "safe", pikiran Yunga menerawangi masalah lebih dalam.

Situs KPUD yang dibuka Yunga mendadak down. "Wah kena hack nih," duga Yunga. Pengiriman data suara dari kecamatan2 di pilkada ini memang ditempuh lewat internet. Jadi rekapitulasi kemaren Panitia Pemilihan Kecamatan hanya bawa rekapan. Form C-1 disimpan di kecamatan bahkan ada yang di desa. Potensi ketiga ada di sistim TI KPUD yang "hackable". Waktu kecamatan kirim email rekapan bisa dicegat dengan email hacker yg partisan. Jika oknum KPU "confirmed" dengan email hacker lantas kecamatan bisa dikonfirm maka bereslah. "Semudah itu? Entahlah," pikir Yunga. Yunga orang Geografi tak faham banyak soal2 TI.

Tak terasa Zuhur menjelang. Yunga sholat berjamaah di masjid. Bakda Zuhur Yunga menuliskan hasil investigasinya dan mempublishnya lewat blognya. "Ya sementara tiga hal itu kesimpulannya. DPT bermasalah, pemilih tambahan dan bolongnya sistim TI KPUD. Kalau tim no 1 bisa buktikan ada kecurangan masif terstruktur sistematis di MK maka ada peluang hasil pilkada berubah, tidak harus fokus ngejar defisit 8 persen," beber Yunga di blognya.
Blognya memang unik setiap muncul selalu ganti alamat email karena tidak ingin terlacak. Emailnya pun single use only. Tapi hebatnya atau mungkin ini berkat pertolongan Allah, blog itu selalu muncul pertama saat digoogling.


*Saran saya ke Yunga suatu hari adalah untuk kirim tulisan anonim ke trusted situs seperti piyungan atau kelola blog permanen secara berjamaah dengan admin keroyokan agar tak ter-delik seperti macan2000.

Thursday, July 25, 2013

Rusa Di Istana Bogor

Rusa Di Istana Bogor





Istana Bogor merupakan salah satu istana kepresidenan yang dimiliki Indonesia.  Seluruhnya terdapat empat istana kepresidenan yaitu Istana Negara di Jakarta, Istana Cipanas di Jawa Barat dan Istana Tampak Siring di Bali.  Keunikan Istana Bogor dibanding keempat istana yang lain adalah terdapatnya rusa dengan populasi yang sangat besar.  Konon rusa tersebut merupakan rusa yang dipelihara oleh Gubernur Dan Daels pada tahun 1811.  Dia membawa sebanyak 6 pasang rusa yang merupakan jenis rusa totol dari daerah di sekitar pegunungan Himalaya.  Setelah melewati beberapa masa keturunan, rusa-rusa tersebut bertahan hingga saat ini mencapai jumlah kurang lebih 750 ekor.

Menurut salah seorang staf Istana Bogor, satu ekor rusa membutuhkan luas lahan sekitar 500 meter persegi. Idealnya lapangan rumput seluas 20 hektar itu bisa untuk hidup 400-500 ekor rusa. Sedangkan saat ini populasi rusa Istana Bogor mencapai angka di atas 750 ekor. Memang sekitar bulan September-Oktober adalah musim lahir, menyusul musim kawin yang terjadi pada sekitar bulan April-Juli, sehingga wajar bila terjadi lonjakkan populasi.

Untuk mengatasi lonjakan populasi tersebut, Istana Bogor melalui instruksi dari Menteri Sekertaris Negara sering kali memindahkan rusa-rusa ini ke tempat-tempat lain. Hal ini dilakukan melalui dua cara yaitu penghibahan atau pengalihan status. Alih status dilakukan apabila rusa dipindah tempatkan ke lahan yang dimiliki oleh kementerian, atau TNI dan POLRI. Sedangkan penghibahan dilakukan bila yang menerima adalah pemerintah daerah atau yayasan yang bergerak dibidang kemanusiaan, sosial, maupun keagamaan.

Di antara tempat yang telah menerima rusa-rusa ini yang paling terkenal mungkin adalah Taman Monumen Nasional di Jakarta Pusat dan Taman Makam Pahlawan di Kalibata. Selain 2 tempat tersebut, banyak institusi atau instansi lain yang juga telah menerima rusa-rusa dari Istana Bogor ini, diantaranya adalah Universitas Hasanuddin di Makassar, Sulawesi Selatan, Walikota Tanggerang Banten, lembaga Yayasan Keagamaan Banten, Yayasan Pendidikan dan Kesejahteraan Islam Hadji Kalla, dan Yayasan Pendidikan Insan Kamil Bogor.

Saat ini hampir tiap saat, pengendara motor dan mobil terlihat berhenti di sekitar pagar istana untuk bercengkerama dengan rusa-rusa jinak tersebut.  Ada yang berfoto dan ada yang memberi makan berupa wortel yang dijajakan pedagang seharga Rp. 5000.  Rusa-rusa tersebut tampak menikmati kedekatannya dengan para pengunjung dadakan tersebut.  Foto rusa di atas adalah bidikan penulis dengan kamera ponsel saat sempat berkunjung ke sana. Berikut beberapa foto-foto rusa istana yang perlu terus dipelihara keberadaannya.

  






Thursday, May 30, 2013

Sepuluh Bandara Terbaik Di Dunia

1. Bandara Incheon (Korea)
Incheon international airport aerial
Bandara Incheon pada tahun 2012 tercatat sebagai bandara rangking 1 di dunia.

2. Bandara Changi (Singapura)
vertical garden and Green wall at Singapore airport
Tahun 2012 Bandara Changi berada pada rangking 2 dunia sebagai bandara terbaik.

3. Bandara Int'l Hongkong (China)
hong kong international airport aerial
Bandara Internasional Hongkong adalah bandara rangking ke 3 sebagai bandara terbaik di dunia tahun 2012.

4. Bandara Schiphol Amsterdam (Belanda)
Amsterdam Schiphol Airport chairs lounge nap


5. Bandara Beijing Capital (China)
Beijing Capital International Airport


6. Bandara Heathrow (London Inggris)
london heathrow airport
Heathrow dibangun tahun 1930an dan telah beberapa kali mengalami perbaikan.  Luas bandara Heathrow adalah sebesar 12 km persegi dan terbagi menjadi lima terminal. Saat ini bandara Heathrow mampu melayani hingga 90an maskapai dari berbagai penjuru dunia. Kode airport bandara ini menurut IATA adalah LHR.

7. Bandara Haneda (Tokyo Jepang)
tokyo Haneda Airport Terminal 1 Marketplace
Bandar Haneda beroperasi tahun 1931.  Bandara Haneda memiliki 3 terminal.  Bandara ini pada tahun 2010 tercatat mampu melayani hingga 65 juta penumpang.  Presetasi Bandara Haneda adalah sebagai bandara paling tepat waktu di dunia selama dua tahun berturut-turut tahun 2009-2010 di mana 94,3% dari penerbangannya berangkat tepat waktu dan 88,6% tiba tepat waktu.  Kode airport : HND

8. Bandara Int'l Vancouver (Canada)
vancouver international airport
Bandara Internasional Vancouver Canada memiliki tiga terminal yang melayani kurang lebih 17,5 juta penumpang dan hampir 300 ribu penerbangan (tahun 2012).  Kode airport : YVR

9. Bandara Zurich (Swedia)
zurich airport

10. Bandara Munich (Jerman)
Munich airport
Bandara Munich dengan kode airport MUC

Sunday, April 14, 2013

Masjid Raya Medan Yang Indah



Masjid Raya Medan Al Mashun ini sungguh indah dan artistik.  Masjid ini terletak di Kota Medan Sumatera Utara dan dibangun tahun 1906-1909 oleh Sultan Ma’mum Al Rasyid Perkasa Alam sebagai pemimpin Kesultanan Deli. Beliau memulai pembangunan Masjid Raya Al Mashun pada tanggal 21 Agustus 1906 (1 Rajab 1324 H). Keseluruhan pembangunan rampung pada tanggal 10 September 1909 (25 Sya‘ban 1329 H) sekaligus digunakan ditandai dengan pelaksanaan sholat Jum’at pertama di masjid ini. keseluruhan pembangunannya menghabiskan dana sebesar satu juta Gulden. Sultan memang sengaja membangun mesjid kerajaan ini dengan megah, karena menurut prinsipnya hal itu lebih utama ketimbang kemegahan istananya sendiri, Istana Maimun. Pendanaan pembangunan masjid ini ditanggung sendiri oleh Sultan, namun konon Tjong A Fie, tokoh kota medan dari etnis Thionghoa yang sejaman dengan Sultan Ma’mun Al Rasyd turut berkontribusi mendanai pembangunan masjid ini.

Pada awalnya Masjid Raya Al Mashun di rancang oleh Arsitek Belanda Van Erp yang juga merancang istana Maimun, namun kemudian proses-nya dikerjakan oleh JA Tingdeman. Van Erp ketika itu dipanggil ke pulau Jawa oleh pemerintah Hindia Belanda untuk bergabung dalam proses restorasi candi Borobudur di Jawa Tengah. Sebagian bahan bangunan diimpor antara lain: marmer untuk dekorasi diimpor dari Italia, Jerman dan kaca patri dari Cina dan lampu gantung langsung dari Prancis. 

JA Tingdeman, sang arsitek merancang masjid ini dengan denah simetris segi delapan dalam corak bangunan campuran Maroko, Eropa dan Melayu dan Timur Tengah. Denah yang persegi delapan ini menghasilkan ruang bagian dalam yang unik tidak seperti masjid masjid kebanyakan. Di ke empat penjuru masjid masing masing diberi beranda dengan atap tinggi berkubah warna hitam, melengkapi kubah utama di atap bangunan utama masjid. Masing masing beranda dilengkapi dengan pintu utama dan tangga hubung antara pelataran dengan lantai utama masjid yang ditinggikan, kecuali bangunan beranda di sisi mihrab.
Bangunan masjidnya terbagi menjadi ruang utama, tempat wudhu, gerbang masuk dan menara. Ruang utama, tempat sholat, berbentuk segi delapan tidak sama sisi. Pada sisi berhadapan lebih kecil, terdapat ‘beranda’ serambi kecil yang menempel dan menjorok keluar. Jendela-jendela yang mengelilingi pintu beranda terbuat dari kayu dengan kaca-kaca patri yang sangat berharga, sisa peninggalan art nouveau periode 1890-1914, yang dipadu dengan kesenian Islam. Seluruh ornamentasi di dalam mesjid baik di dinding, plafon, tiang-tiang, dan permukaan lengkungan yang kaya dengan hiasan bunga dan tumbuh-tumbuhan. di depan masing-masing beranda terdapat tangga. Kemudian, segi delapan tadi, pada bagian luarnya tampil dengan empat gang pada keempat sisinya, yang mengelilingi ruang sholat utama.

Gang-gang ini punya deretan jendela-jendela tak berdaun yang berbentuk lengkungan-lengkungan yang berdiri di atas balok. Baik beranda dan jendela-jendela lengkung itu mengingatkan disain bangunan kerajaan-kerajaan Islam di Spanyol pada Abad Pertengahan. Sedangkan kubah mesjid mengikuti model Turki, dengan bentuk yang patah-patah bersegi delapan. Kubah utama dikitari empat kubah lain di atas masing-masing beranda, dengan ukuran yang lebih kecil. Bentuk kubahnya mengingatkan kita pada Mesjid Raya Banda Aceh. Di bagian dalam masjid, terdapat delapan pilar utama berdiameter 0,60 m yang menjulang tinggi untuk menyangga kubah utama pada bagian tengah. Adapun mihrab terbuat dari marmer dengan atap kubah runcing. Gerbang mesjid ini berbentuk bujur sangkar beratap datar. Sedangkan menara mesjid berhias paduan antara Mesir, Iran dan Arab.

Foto di atas penulis ambil sendiri menggunakan kamera Blackberry Armstrong dan tampaknya cukup baik. Penulis juga berkesempatan melaksanakan sholat di masjid tersebut.  Kita berharap masjid ini tetap terpelihara sebagai warisan budaya yang berguna bagi generasi yang akan datang.  Wassalam